Tahukah Anda bahwa 98% bisnis di Indonesia adalah UKM (Usaha Kecil dan Menengah)? Ini adalah fakta! UKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, berkontribusi besar terhadap PDB dan mempekerjakan lebih dari 90% tenaga kerja. Namun, meskipun jumlahnya banyak, banyak UKM yang kesulitan mencapai pertumbuhan yang signifikan, seringkali terhalang oleh perusahaan besar dan asing.
Apa yang menghambat mereka? Jawabannya terletak pada literasi keuangan.
Banyak pemilik bisnis memiliki keterampilan luar biasa dalam menciptakan produk, branding, pemasaran, dan penjualan. Namun, mereka sering kali kurang pengetahuan tentang keuangan, yang menyebabkan tantangan besar dalam mengelola bisnis mereka dengan efektif.
Jeratan Keuangan yang Harus Dihindari
Beberapa jebakan keuangan dapat menghancurkan bisnis yang menjanjikan:
- Kurangnya Pengetahuan Keuangan: Banyak pemilik bisnis tidak memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip manajemen keuangan. Hal ini dapat menyebabkan manajemen arus kas yang buruk, perencanaan keuangan yang tidak memadai, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
- Perselisihan Antara Pendiri: Ketika bisnis dimulai kecil, kesepakatan dengan mitra sering kali bersifat informal dan berdasarkan kepercayaan. Seiring pertumbuhan bisnis dan peningkatan keuntungan, kesepakatan informal ini bisa menjadi sumber konflik, bahkan dapat menyebabkan pembubaran kemitraan.
- Investasi yang Salah Arah: Bisnis dengan momentum yang kuat sering kali salah langkah dalam berinvestasi di luar kompetensi inti mereka. Contoh klasiknya adalah perusahaan yang berfokus pada pemasaran, tetapi berinvestasi besar-besaran dalam manufaktur untuk mengurangi biaya, hanya untuk menyadari bahwa keahlian mereka ada di pemasaran, bukan produksi. Ini dapat menyebabkan kekacauan organisasi, hilangnya fokus, dan akhirnya, penurunan profitabilitas.
- Mengabaikan Ekspansi Pangsa Pasar: Saat bisnis mengalami pertumbuhan cepat, mereka terkadang lupa pentingnya berinvestasi dalam ekspansi pangsa pasar. Alih-alih memanfaatkan momentum untuk menjadi pemimpin pasar, mereka mungkin mengalihkan dana ke area yang kurang strategis, melewatkan peluang berharga untuk memperkuat posisi mereka di pasar.
- Meremehkan Pertumbuhan Organik: Pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan seringkali berasal dari strategi pertumbuhan organik seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru. Bisnis harus memprioritaskan investasi dalam riset dan pengembangan (R&D), memperluas jangkauan pasar, dan menciptakan produk baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang ada.
- Mengabaikan Arus Kas: Banyak bisnis hanya fokus pada profitabilitas, mengabaikan aspek penting manajemen arus kas. Arus kas yang sehat memastikan Anda dapat memenuhi kewajiban keuangan, berinvestasi dalam peluang pertumbuhan, dan menghadapi gejolak ekonomi yang tidak terduga.
Solusi: Tingkatkan Literasi Keuangan
Inti dari artikel ini jelas: pemilik bisnis yang memahami keuangan memiliki keuntungan strategis yang signifikan dibandingkan pesaing mereka. Literasi keuangan memberi Anda kemampuan untuk:
- Membuat keputusan yang tepat tentang investasi, kemitraan, dan strategi pertumbuhan.
- Mengelola arus kas dengan efektif, memastikan Anda memiliki sumber daya untuk memenuhi kewajiban keuangan dan berinvestasi di masa depan.
- Menganalisis data keuangan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan mengoptimalkan operasi bisnis.
- Mengembangkan rencana keuangan yang komprehensif sesuai dengan tujuan jangka panjang bisnis Anda.
- Mengamankan pendanaan dari investor atau pemberi pinjaman saat dibutuhkan, serta merundingkan syarat dan ketentuan yang menguntungkan.
Kembangkan Kemampuan Keuangan Anda
Untungnya, ada banyak sumber yang dapat membantu Anda mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keuangan. Ilmu yang harus dipelajari yaitu:
- Membaca dan menganalisis laporan keuangan.
- Memprediksi kinerja keuangan di masa depan.
- Mengembangkan strategi penganggaran yang efektif.
- Membuat keputusan berbasis data untuk mengoptimalkan profitabilitas dan arus kas.
Namun sebelum dapat mengaplikasikan literasi keuangan, diperlukan data. Untuk dapat memiliki data operasional penjualan, dibutuhkan pencatatan. Nyetok hadir berupa tombol menyerupai kalkulator yang disertai aplikasi untuk membantu usaha dalam mencatat penjualan, memberikan laporan, dan rekomendasi keputusan berdasarkan data. Nyetok hadir berupa tombol menyerupai kalkulator yang disertai aplikasi untuk melihat
Dengan menggunakan Nyetok, Anda dapat mengubah bisnis Anda dari UKM yang terpuruk menjadi perusahaan yang berkembang. Ingat, literasi keuangan bukan hanya tentang angka; ini tentang membuat keputusan cerdas yang mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan mengamankan masa depan bisnis Anda.